Rabu, 24 Juni 2015

Perjalanan Selembar tisu - puisi

Perjalanan Selembar Tisu
Putih memucat pada sudut meja
mengeja setiap perasaan pada perbincangan
menahan tawa ketika tercipta canda
mengusap air mata ketika tangis dan kecewa
Pada selembar tisu inilah semua perasaan tertumpah
rasa sakit karena flu melanda
rasa haru karena jiwa berbahagia
hingga rasakan penderitaan rakyat yang luar biasa
Sakit, ini bukan sakit yang biasa
bukan gering yang mudah dihapus selembar tisu di atas meja
tangis,ini tangis bukan yang biasa
bukan airmata yang mudah di usap selembar tisu di atas meja
Ini adalah debar jiwa yang terinjak sesak
jatuh tubuh lumpuh bersimpuh
mengharap keajaiban pikir para pemikir
yang rupanya mulai bosan berkelakar
lebih memilih dua kuda sebagai tunggangan para menteri
daripada meluncurkan KIP,KIS yang pernah dijanji
rakyat kecil diadu dengan para akuwu
oleh carut marut data PSKS yang hanya mengandalkan mana pendukungku,
mana pendukungku...
tak peduli yang kaya harus makin kaya
yang miskin mari kita injak saja
yang mampu bayar rumah sakit harus kita bantu juga
yang tak mampu biar sekarat dimakan usia
Jadi dimana perjalanan selembar tisu akan berhenti
hanya pada mata keluarga miskin yang ditinggal mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar