BAYI
TELANJANG YANG MENANGIS DI LORONG JAMAN
Oleh : GK Camia Assyifa
Mereka yang
berdiri angkuh seperti tanpa dosa
Bersiaplah
menghadapi laknat dari penghuni dunia
Pada
purnama-purnama yang telah di gantungkan gelap hidupmu
Tanpa warna
dalam fatamorgana sepi
Pelangi akan
mulai menghitam dipandangan sayu matamu merayu
Merajuk pada
lelehan keringat orang lain yang pernah engkau perah
Tidak ingatkah
engkau akan kehadiranmu ?
Dari bayi
telanjang yang menangis di lorong jaman
Lemah dan tanpa
daya
Rapuh dan selalu
butuh perlindungan dari setiap lalang
Senyummu datang
dari belas kasihan
Jiwamu terbangun
dari sedekah orang-orang yang kelaparan
Pengetahuanmu
dari iba bapak ibu gurumu yang penuh kasih sayang
Kenapa harus
ingkar...?
Engkau injakkan
kakimu untuk menggusur rumah bayi telanjang dilorong jaman
Angkuhmu
mengusir keringat orang-orang yang kelaparan
Kata-katamu
menghardik guru-gurumu yang mulai hidup
tak berkecukupan
Engkau rusak
lingkungan kali dimana pertama kali engkau dimandikan
Tanpa hati
nurani pada sawah dan ladang kami
Tanpa hati
nurani pada tubuh kami yang tidak mandi
Tanpa nurani
pada kami yang gatal tubuh bila mencuci
Tanpa nurani
pada kami yang tercekik tanpa air bersih
Wahai bayi
telanjang yang menangis di lorong jaman
Mengapa angkuhmu
masih tumbuh ketika kamu duduk dalam singgasana?
Melupakan asal
usul dari langkahmu tatih tata
Melupakan awal
mula setiap kata yang tumbuh dari bibir mungil yang mengeja
Melupakan setiap
suap yang membuat tinggimu beranjak menjulang
Kami yang dulu
bersorak menyambut kehadiranmu
Pada setiap
purnama harapan tergantung tinggi untukmu
Bayi telanjang
yang menangis di lorong jaman
Diam kami hanya
mengharap setiap kata menjadi doa
Yang memintamu
kembali pada jiwa yang fitrah...
Mojosari,18
Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar