Rabu, 15 Oktober 2014

BAYI TELANJANG YANG MENANGIS DI LORONG JAMAN - puisi

BAYI TELANJANG YANG MENANGIS DI LORONG JAMAN
Oleh : GK Camia Assyifa


Mereka yang berdiri angkuh seperti tanpa dosa
Bersiaplah menghadapi laknat dari penghuni dunia
Pada purnama-purnama yang telah di gantungkan gelap hidupmu
Tanpa warna dalam fatamorgana sepi
Pelangi akan mulai menghitam dipandangan sayu matamu merayu
Merajuk pada lelehan keringat orang lain yang pernah engkau perah

Tidak ingatkah engkau akan kehadiranmu ?
Dari bayi telanjang yang menangis di lorong jaman
Lemah dan tanpa daya
Rapuh dan selalu butuh perlindungan dari setiap lalang
Senyummu datang dari belas kasihan
Jiwamu terbangun dari sedekah orang-orang yang kelaparan
Pengetahuanmu dari iba bapak ibu gurumu yang penuh kasih sayang

Kenapa harus ingkar...?
Engkau injakkan kakimu untuk menggusur rumah bayi telanjang dilorong jaman
Angkuhmu mengusir keringat orang-orang yang kelaparan
Kata-katamu menghardik guru-gurumu yang mulai  hidup tak berkecukupan
Engkau rusak lingkungan kali dimana pertama kali engkau dimandikan

Tanpa hati nurani pada sawah dan ladang  kami
Tanpa hati nurani pada tubuh kami yang tidak mandi
Tanpa nurani pada kami yang gatal tubuh bila mencuci
Tanpa nurani pada kami yang tercekik tanpa air bersih

Wahai bayi telanjang yang menangis di lorong jaman
Mengapa angkuhmu masih tumbuh ketika kamu duduk dalam singgasana?
Melupakan asal usul dari langkahmu tatih tata
Melupakan awal mula setiap kata yang tumbuh dari bibir mungil yang mengeja
Melupakan setiap suap yang membuat tinggimu beranjak menjulang

Kami yang dulu bersorak menyambut kehadiranmu
Pada setiap purnama harapan tergantung tinggi untukmu
Bayi telanjang yang menangis di lorong jaman
Diam kami hanya mengharap setiap kata menjadi doa
Yang memintamu kembali pada jiwa yang fitrah...


Mojosari,18 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar