Selasa, 14 Oktober 2014

SENDIRI KUTITIPKAN TUBUH - puisi

SENDIRI KUTITIPKAN TUBUH

Bila liang yang harus engkau gali
Menyebut namaku dan menitipkan salam rindu
Aku tidak ingin mengelak
Karena hanya dalam sejengkal waktu harus kutinggalkan jejak
Meninggalkan setumpuk coretan daki dosa
Dan setitik sedekah penghias pintu surga
Mengapa aku merasa tidak pantas?
Bersujud dihadapan malam yang begitu khusyuk menyebut namaMU
Lemah jiwaku dalam gemetar mengingat hari yang akan tiba
Semua orang tidak bisa menunda,
Aku hanya berpikir dimana tubuh ini setelah liang tergali
Hati melepas semua ingatannya kah?
Atau hanya menjadi debu yang menjemput sepoi untuk menerbangkannya
Hilang dan entah kemana?
Bila,tidak ada lagi yang bisa kulakukan
Tangan yang tak bisa menggapai
Kaki tak lagi untuk melangkah
Telinga bisu tanpa mendengar
Mulut berhenti untuk berbicara
Pada siapa aku mengharap untuk kutitipkan tubuh ini?
Hanya pada liang yang mereka gali
Tidak ada hiasan,hanya luruhan daun kamboja dan sunyi
Tidak ada lagi yang melindungi dari hujan dan terik matahari
Tidak ada kehangatan yang menyelimuti hati dari kedinginan
Tidak ada rasa,
Tidak ada jiwa,
Tidak ada cinta,
Hanya tubuh membisu biru yang aku tidak tahu kapan harus berakhir menjadi debu
Belulangnya akan semakin rapuh dan luluh hancur bersama tanah
Bila liang yang harus kau gali
Menyebutku dan menitipkan salam rindu
lalu biarkan hanya sedetik,aku mengecup kitab tua yang selalu menuntunku
Mencoba mengharap keselamatan,meski terlalu banyak durkaha yang kukerjakan...

GK Camia Assyifa,

Mojosari 05-03-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar