Kamis, 09 Oktober 2014

DARI LAGU HUJAN - puisi

DARI LAGU HUJAN

Malam minggu yang menggamit hujan menjadi kekasihnya
Membuat bulan sabit cemburu dan melupakan sinarnya
Redup,gelap dan gulita hanya sesekali berteman kilatan petir
Gemuruh guntur membahana seperti tetabuhan di hati anak muda yang berdebar
Cemas menantikan malam minggunya yang terganggu hujan
Mata yang hanya menyisahkan bayangan sang kekasih di ujung sana
Dirumah yang entah dengan siapa sedang bercengkrama
Api cemburu sedikit membakar jiwa dengan mata sayu hampir lelap
Denting jam seperti terlalu cepat berlalu
Menyisakan penyesalan atas habisnya waktu yang di janjikan
" Mengertikah Ia?"
Gumam sang pemuda diantara sela mata yang hampir lelap
Hanya lagu hujan yang terus -menerus menggerus sisa-sisa kesempatan terakhirnya
Membicarakan tentang sepeda butut yang dipinjam dari sang teman
Sejak sore tadi,sebuah sajak dan bunga mawar terselip di antara sebatang coklat
Tiba-tiba sang pemuda bangkit berdiri
Mengenakan sebuah jaket lusuh yang juga di pinjam dari sang teman
Membiarkan tubuhnya basah kuyup oleh lagu hujan
Memacu jiwanya segera bertemu pujaan jiwa yang belum tentu menerima cintanya
Hanya menatap iri,pada halaman sang gadis telah terparkir sebuah sedan mewah
Sebuah sedan mewah yang ternyata juga adalah milik temannya
Tidak bisa tidak untuk menangis,
Sang pemuda hanya menikmati lagu hujan diluar rumah
Membuat hujan sendiri pada kedua sudut matanya,

Hingga sembab dan melupakan guyuran yang luruh menghapus jejaknya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar