DARI LAGU HUJAN
Malam minggu
yang menggamit hujan menjadi kekasihnya
Membuat bulan
sabit cemburu dan melupakan sinarnya
Redup,gelap dan
gulita hanya sesekali berteman kilatan petir
Gemuruh guntur
membahana seperti tetabuhan di hati anak muda yang berdebar
Cemas menantikan
malam minggunya yang terganggu hujan
Mata yang hanya
menyisahkan bayangan sang kekasih di ujung sana
Dirumah yang
entah dengan siapa sedang bercengkrama
Api cemburu
sedikit membakar jiwa dengan mata sayu hampir lelap
Denting jam
seperti terlalu cepat berlalu
Menyisakan
penyesalan atas habisnya waktu yang di janjikan
"
Mengertikah Ia?"
Gumam sang
pemuda diantara sela mata yang hampir lelap
Hanya lagu hujan
yang terus -menerus menggerus sisa-sisa kesempatan terakhirnya
Membicarakan
tentang sepeda butut yang dipinjam dari sang teman
Sejak sore
tadi,sebuah sajak dan bunga mawar terselip di antara sebatang coklat
Tiba-tiba sang
pemuda bangkit berdiri
Mengenakan
sebuah jaket lusuh yang juga di pinjam dari sang teman
Membiarkan
tubuhnya basah kuyup oleh lagu hujan
Memacu jiwanya
segera bertemu pujaan jiwa yang belum tentu menerima cintanya
Hanya menatap
iri,pada halaman sang gadis telah terparkir sebuah sedan mewah
Sebuah sedan
mewah yang ternyata juga adalah milik temannya
Tidak bisa tidak
untuk menangis,
Sang pemuda
hanya menikmati lagu hujan diluar rumah
Membuat hujan
sendiri pada kedua sudut matanya,
Hingga sembab
dan melupakan guyuran yang luruh menghapus jejaknya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar