SEBELAS GERHANA
Sejak pertemuan berkabut rindu semusim
Bergulir cepat meratap pencatatan yang baik dan buruk
Ada yang harus diingat dan banyak juga yang dilupakan
Yang menjadi kenangan tumbuh menjadi buah kerinduan
Kerinduan yang sulit untuk terhapuskan,tanpa kehadiran
tanpa persandingan
Telah sebelas gerhana airmata yang tumpah menjadi
genangan dalam hati
Mengisi kekosongan kamar yang beratap sunyi
Mereka tidak tahu,karena tidak ada sembab ketika
keluar ruang jiwa akan kuhapuskan
Bertumpuk-tumpuk penyesalan dari mereka yang datang
dan pergi
Namun hanya kamu yang tidak pernah hujan menggantikan
dalam sejenak
Semakin dingin,semakin meratap tubuh ini mengharapmu
yang seperti candu
Semakin mencoba menjauh,hanya sedekat jengkal aku bisa
berlari dari kenyataan
Aku ingin sebelas gerhana lagi menunggumu
Atau tak ada lagi kesabaran yang membuat hatimu
berpaling dalam sekejap hilang
Melayang diantara ribuan petir yang selalu membatu
Percikan apinya tidak pernah lagi memimpikan asmara
Padam,padam dan timbul tenggelam dalam derasnya
mentari
Padam,padam dalam secangkir mimpi yang terus
menghantui jiwa dan pikiran kita
Padam,dan aku akan tenggelam dalam laman pengabdian
yang tanpa keikhlasan
Padam,seperti sebelas gerhana yang selalu tumbuh
lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar