Selasa, 14 Oktober 2014

SEBELAS GERHANA - puisi

SEBELAS GERHANA

Sejak pertemuan berkabut rindu semusim
Bergulir cepat meratap pencatatan yang baik dan buruk
Ada yang harus diingat dan banyak juga yang dilupakan
Yang menjadi kenangan tumbuh menjadi buah kerinduan
Kerinduan yang sulit untuk terhapuskan,tanpa kehadiran tanpa persandingan
Telah sebelas gerhana airmata yang tumpah menjadi genangan dalam hati
Mengisi kekosongan kamar yang beratap sunyi
Mereka tidak tahu,karena tidak ada sembab ketika keluar ruang jiwa akan kuhapuskan
Bertumpuk-tumpuk penyesalan dari mereka yang datang dan pergi
Namun hanya kamu yang tidak pernah hujan menggantikan dalam sejenak
Semakin dingin,semakin meratap tubuh ini mengharapmu yang seperti candu
Semakin mencoba menjauh,hanya sedekat jengkal aku bisa berlari dari kenyataan
Aku ingin sebelas gerhana lagi menunggumu
Atau tak ada lagi kesabaran yang membuat hatimu berpaling dalam sekejap hilang
Melayang diantara ribuan petir yang selalu membatu
Percikan apinya tidak pernah lagi memimpikan asmara
Padam,padam dan timbul tenggelam dalam derasnya mentari
Padam,padam dalam secangkir mimpi yang terus menghantui jiwa dan pikiran kita
Padam,dan aku akan tenggelam dalam laman pengabdian yang tanpa keikhlasan

Padam,seperti sebelas gerhana yang selalu tumbuh lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar