MANDUL
Tangan ini mulai
rapuh
ketika sajak
telah mulai layu
tanpa hadirmu
rajutan kata menjadi bisu
hanya secangkir
kopi yang mengental dalam darahku
menemani
malam-malam yang mulai sepi
hari ini,juga
hari-hari berikut setelah ini
Tiada lagi yang
bisa aku lahirkan beberapa purnama
jika namamu
tetap mengapung menjemput hujan
meluruhkan
setiap jejak pada tanah gersang
di tikunganlah
mentariku menghilang
Musim ini tak
lagi ada benih yang bisa kusemai
hujan telah
melarutkan sepi dalam secangkir kopi
hitam pekat
napasku tersengal di ujung mimpi
kemana namamu
menghilang?
Biarkan aku
berlibur sejenak
sebelum benih
ditubuhku kembali melahirkan sajak
lalu kita
rangkai masa depan baru
di tempat
lain,tempat yang telah berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar