Rabu, 15 Oktober 2014

PATAH ASUHAN - puisi

PATAH ASUHAN

Sekiranya kampung
hanya airmata bunda yang terjerang
hujan-hujan adalah kabar untuk hari raya
satu pelukan,
sebelum matahari pergi menggoreskan pena
tentang kisah-kisah masa kecil
tangis seorang bayi yang beranjak dewasa
dan mulai lupa jalan pulang

“ Hai...orang kampung,anakku telah menjadi orang besar”
teriak seorang emak yang hilang asuhan
di rantau mobil-mobil berderet menuju jalan-jalan terjal
kerikil dan ilalang menggores ban
ketika mulai lupa jalan pulang

Jangan menangis untuk malam yang menjadi sepi
lentera segera padamkan
dan tutuplah mata
lupakan ia yang telah menjadi seekor bukan seorang
menjadi induk singa rimba
yang berkuasa untuk menggilas engkau yang jelata

Rumahmu tak lagi punya lentera
jika lilin kecil itu telah menjadi api-api
membakar airmata,
menyesakkan jiwa,
dan segeralah menutup lembar silsilah


Mojosari,23-11-2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar