ISTANA DALAM
SINGGASANA HATIMU
Fa,masihkah
engkau ragu akan ketulusan jiwaku
Disaat tubuhku
telah berpeluh mengejarmu
Mengharapkan
embun akan segera mengering di pagi dalam gerimis adalah hal yang mustahil
bukan?
Mengapa aku
harus terus tertatih dan terlunta-lunta di selir ilalang?
Fa, sadarkan aku
segera biar bias wajahmu yang mulai terhapus hujan itu tumbuh menjadi kepingan
Kepingan yang
sangat mudah untuk aku temukan kembali bila kehadiranmu menghapus kerinduanku
Fa,ijinkan aku
bertamu dalam istana disinggasana hatimu satu kali lagi
Biarkan jiwa ini
memperbaikai semua yang telah terjadi
Antara aku,kamu
dan mereka
Kita bisa
merenda hari-hari dalam istana kecil yang kubangun untukmu
Tempat
peristirahatan di hari tua yang butuh ketenangan jiwa
Tempat yang
hanya kita tinggali bersama satu,dua anak-anak kita
atau
tidak,mereka telah tumbuh menjadi dewasa
Menjadi
burung-burung yang terbang meninggalkan sarangnya
Mencari atau di
cari tulang mereka rusuk masing-masing
Fa,maafkan
aku...
Aku sudah lemah
dan tidak berdaya lagi
Aku sudah
terpenjara dalam kebebasan jiwa mengenangmu
Tubuhku telah
jauh dan jatuh pada penjara istana yang lain
Tapi biarkan
hatiku tetap terpenjara dalam singgasana dalam istana hatimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar