Rabu, 15 Oktober 2014

Putra Hujan- puisi

Putra Hujan

Pada kabar malam ini
Hujan menyenggamai bumi yang telah mulai kuyup
Suara kecebong bersahut hati pilu merintih
Ingin menitipkan sepenggal sajak pada anak negeri yang terkurung limbah korupsi
Pada mereka yang berkata benar kita titipkan naik turunnya premium
Hingga tanpa sadar jiwa ini terkurung gelisah...
Hati berdebar ragu menunggu hadirnya lagu lama menjelang pemilu
Bersorak atau jatuh lumpuh mengantri ribuan tabung elpiji beralih fungsi
Terseok-seok kapal berharap jatah solar tak tergerus segebok dolar

Mereka menikmati lukisan-lukisan yang menampilkan wajah mereka di depan layar dengan gincu-gincu dari para wanita yang suka pada hadiah
Menyerahkan nasib yang belum tentu hina ketangan emas,permata dan mobil mewah
Lalu aku hanya terpatung kagum dan muak seperti halnya khalayak
Melihatmu...
Atau sudah biasa tubuh ini menikmati dingin dari persenggamaan hujan dengan bumi
Air mata sudah terlalu biasa untuk menggambarkan hati kita yang merdeka
Menuliskan sajak kehidupan,

Pada jiwa mereka yang kelaparan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar