PURNAMA PENGANTIN
Kulihat wajahmu pada gelas purnama malam ini
menekur diam mengukur kesunyian
membagi kerinduan yang sulit untuk di ucapkan
sebagian jiwamu mulai lepas tersandera mimpi
melayang tinggi dari setiap pelukan tanpa nafas
terbang menjauh bila berarak musim pengantin
akan segera kembali menebar layang
padaku dan pada hati yang mulai kehilangan cinta
Pada setiap orang yang lalang harus diceritakan
kisahmu yang bagai perindu hujan
kehadiran para pelepas dahaga
singgah sementara mengusir penat,sedangku...
sedangku tidak ingin lagi menjadi penjajah
yang menjamah setiap relung jiwamu
tanpa sadar kau putuskan untuk menerima
sajak-sajak tentang purnama yang membelenggu
dan hampir melupakan musim pengantin
Segera tersadar
saat inilah khayal menggenggam setiap langkah
cinta yang buta harus berlinang airmata
sejenak,lalu membasuhnya dengan lanskap hujan
pelangi mulai tumbuh
bila ilalang mulai membatu
dan tak ada lagi aral yang menghalang langkahmu
menuju pelaminan pertama sebelum lari menggengam hujan
atau hanya aku yang kau tuju dalam tangismu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar