Kamis, 16 Oktober 2014

GARIS YANG BERBEDA - puisi

GARIS YANG BERBEDA
:  Dari sebuah penafsiran yang salah

Pucatku menanti kabar yang mengubur mimpi
Tentang datangnya gelap pada sepetak tanah
Damar yang kadang menyala trenyuh
Mendongengkan geguritan tentang ulah para manusia

Suluk – suluk menjelma menjadi sifat dari sikap yang katanya Maha adil
Walau tak pernah mengenal sang penguasa Singgahsana ARSY
Dari sasi-sasi yang di dalamnya terdapat purnamalah,
Setiap orang akan mengerti tentang langkah dan kisah
Dari tumbuhnya tunas dengan tangis yang memecah keheningan malam
Hingga kabar Suralaya yang membuat bungah
Mematri tumbuhnya kembali ketentraman jiwa

Se- amis apapun darah yang tertumpah itu,
Terasa wangi bagi Nagari ini
Sesedih apapun linggar yang menyatroni,
Setiap kidung akan tetap merdu,..
Semerdu bahasa wasiatmu yang mulai compang – camping,
Dimakan laga...


Ada yang berpikir semua tutur, tindak dan tandukmu benar
Lalu sebagian besar akan mencibir dan menyebutmu kesasar
Tapi,suaramu tetap menggelegar
Menjumput setiap nyawa yang katamu para pendosa....

Dan mungkin tubuh kakumu akan bertemu kesendirian
Hanya pucat yang tetap setia menyambangi belahan nisanmu
Keluarga yang katamu “ sayang ” akan menjauh
Demi merajut beneng gunjing dan rasa malu.......

Sehingga dalam bisumu kamu akan bertanya
Kenapa tidak kubunuh saja purnama,
karena senyum ikhlasnya hanya akan mengantarmu di pintu pusara



GK Camia Assyifa

Mojokerto,07 September  2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar