PADA ASAP KUGANTUNGKAN
HUJAN
Aku
berkirim surat pada petang tanpa nama
Bumi
yang berkabar tentang tingkah pongah manusia
Hingga
hanya asap-asap yang bergulung di atap mega
Merindukan
hujan pada sekumpulan awan yang terdusta
Hutan yang menjerit sakit menumpah amarah
Akar
rerumputan menjalar mengupas dahaga
Magma
membakar gunung-gunung hingga memuntah,
lahar
dan lava memijar menghempas batuan ke rahim senja
Senandung
doa tidak lagi mampu menghapus dosa-dosa
Para
pawang hanya mampu berdiri menatap padi yang sekarat hampir mati
Bulir
yang diidamkan terinjak beghoe di tengah kali,
alir
binasa...
Pucat wajah anak cucu yang menanti
tumbuhnya bencana
Benih yang di tanam para tetua siap
di panen,
namun
angkara...
Petak
– petak yang mengering dikabarkan oleh sang bumi
Hujan
hanya menjadi dongeng penghibur dikala senggang
Karena
kamu...kamu...kamu...
Setan-setan
perambah hutan
Hingga
hancur anak cucuku tanpa harapan
Menanti
asap akan menurunkan hujan...
Mojokerto,13-10-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar