BULAN HIJAU
Bulan tersenyum dalam hijab hijau
terngiang suara pengembara penebar rindu
airmatanya hampir tumpah di sudut purnama
sedetik terpejam sebelum gerimis terlukis pada
semu
pipi merona merah dan rajuk manja
Empat hari jalan itu terasa terjal
bila hati mulai ragu untuk melangkah lebih
jauh
sedang wajah pengembara penyemai benih rindu
terus merajutkan mimpi tentang takdir tuhan
Dada yang terus menyesak
pada kesunyian alpa terus di dendang
penyesalan berontak dan terus berteriak
menjadi lelehan lava yang pedih dimata
Mengapa....?
sejumput maaf bukan pilihan
karena semua jalan bukan pintu penyesalan
keraguan akan terus menjadi beban
pada sebuah perjalanan panjang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar