MELIHAT BUNGA
Bunga Padi
Dari
bunga padi ini aku ingin belajar mengenal hidup
yang
mulai membelah diri menjadi amalan baik dan buruk
Dan
semakin dalam ilmu akan semakin menunduk
bukan
menunjukkan kepongahan
Pada
wereng-wereng yang serupa preman di pasar-pasar
dan
keramaian,
Atau
melupakan sejenak budi baik sang Tomcat yang sekedar mampir
untuk
melepas hajat menyenggamai kupu-kupu
Hujan-hujan
akan mulai menghapus jejak-jejak hantu
yang
bernama panen,
Bukan
pesta rakyat yang didanai dari APBD yang nilainya milyaran
yang
dengan mudah menguap pada aspal jalanan
Mampir
kekantong-kantong dengan senyum dibuat semanis mungkin untuk ongkang-ongkang
kaki
Cipika-cipiki,
Lalu
dari satu dua kali salaman akan mengalir dolar-dinar pada tambang kesunyian
Batu-batu
terbelah,bunga padi mulai meleleh menjadi pasir-pasir
makin
lapar dan terusir
Mungkin
aku akan sempat berpikir sejenak untuk singgah
Sebelum
tersemai musim study banding yang menggantikan hujan bulan desember
Dan
mulailah kita harus melupakan rasa beras yang ditanak menjadi nasi
Bunga ilalang
Siapa
yang berpikir bunga ilalang akan memberikanmu hidup?
Jika
pada batu-batu telah tertanam namamu
yang
mulai memudar seperti peluru
Tangkai-tangkai
sepi memangkas jiwamu
menjadi goresan-goresan perih
Yang
tajamnya pedang sekalipun belum mampu
memutus tangkainya yang berantai
Dari
akar hujan akan tersemai bibit kemarau
yang tetap menjadikannya hidup
karena ia tidak hidup dari mengalirnya air
atau
panasnya matahari yang memanggang lagu-lagu
tapi ia akan tumbuh selama proyek-proyek tetap
tumbuh
juga dari terselipnya merah cupang dileher
isteri kedua dan ketiga
Menjadi umpan pada ikan yang berteman
kucing-kucing belang
yang sering kencing sembarangan
Mulailah melupakan bunga ilalang
yang menjadikanmu terbang
Menebar semua benih pada angin
sebelum membisikkannya padamu kata-kata mesra
dan kepompong akan enggan menjadi kupu-kupu
malam
bila metamorfosa tidak akan pernah mewarnai
harimu
dengan gincu-gincu
Bunga
kamboja
Orang akan mengingatnya menjadi bunga orang
mati
yang mulai ditanam pada halaman
rumah kita yang mulai kering dari hujan
Harganya telah serupa dolar yang terus
melampung tinggi
setinggi kota-kota yang berakar halusinasi
berselimut tebal kabut korupsi
dengan aliran cahaya doa-doa orang tak perduli
Yang tak saling kenal akan berjabat tangan
bertutur sapa sebentar sebelum amplop-amplop
tebal berpindah tangan
mobil dan rumah mewah menjadi jajahan
mengantar dan mengawal hingga ke balik jeruji
yang katanya manis setelah dijalani
satu dua tahun,
sepuluh dua puluh tahun,
lalu siapa yang akan mengusik mahalnya harga
bunga kamboja ?
karena kematian orang lain bisa dibeli,
hukum mudah dikencingi,
Atau
aku ingin menjadi laron-laron saja
hidup merayap di dalam tanah,
keluar sehari selepas hujan,
lalu mati
Tanpa
berpikir dimana surga dan neraka
akan
mencatatkan nama kita disana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar