Kamis, 16 Oktober 2014

Matahari di Atas Negeri Tanpa Budi - puisi

Matahari di Atas Negeri Tanpa Budi

Engkau harus mendengarku,
sekali ini saja...
Atau hanya sebilah ilalang menggores hatimu yang penuh luka
Perih,seperti sayatan belati menusuk jantung ini,
Ha...ha...ha...
                        Bagaimana mereka harus berebut belulang  dari teman mereka,
                        yang kelaparan,haus kekuasaan dan kekayaan
                        Sedang kami disini terinjak,nafas sesak...
                        Atau mereka benar-benar lupa pada rakyat,
                        yang setengah sekarat...
Pada gelas ini aku bersulang,
agar mereka segera pulang
Menengok kami yang lusuh di bawah jembatan
Tanpa penerangan dan sulit makan
                        Jangan hanya menghitung lidi di gedung dewan
                        Menunjuk sekepal jari mengangkat tangan
                        Dari sisa amploplah semua terhibah
                        Muncul banyak kurcaci bila cukup uang
                        Atau melompong di kursi kosong terhidang
                        Sidang kami tetap miskin dan tetap kelaparan
Tanpa guna melukis kertas di sepanjang jalan
Mengiba dalam teriak hingga serak terserak
Karena tak satupun mereka mendengar,
tanpa tuli...
Mata yang berbinar tertutup materi
                        Jangan bertanya kemana mereka akan terbang
                        Bila lapar bisa membuat nyawa mudah melayang,
                        yang sakit di tahan jangan pulang,
yang belum sakitberpikir cara membayar hutang...
Dan matahari tetap bersinar pada negeri tanpa budi,
Dimana yang korupsi ongkang-ongkang kaki
Yang lapar berbagi  bui demi sesuap nasi.

Mojokerto,14-10-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar