Selasa, 14 Oktober 2014

KIDUNG BULAN PENGANTIN - puisi

KIDUNG BULAN PENGANTIN 2
: Pada jiwa yang terlambat pulang

Kata mereka kamu akan pulang
Bila kidung-kidung itu tersenandung di bawah purnama
Menjejak langkah di kaki penanggungan
Yang bertiup sepoi ilalang
Pada ringkih templok, menarilah...

Mereka tidak akan terlalu jauh menjemputmu
Bila jembatan hati yang sejengkal itu tak bisa di kabar
Sempatkanlah menyentuh kalbu
Atau memanggang jiwa pada panasnya masa lalu

Bukan sedetikpun berpaling mengucap ijab qabul
Karena serupa airmata merembes mengalir hujan
Terlalu jauh rasa rindu membakar madu cemburu
Bertahta di balik panggung kidung antara kamu dan mereka

Beramai-ramai linangan membuncah dalam sembab para pengiring
Hanya mereka tak tahu kemana arah jalan pulang
Menuju kidungmu yang terlanjur berganti sembilu
Menusuk bait-bait dilangkan takdir menunggu...  


KIDUNG BULAN PENGANTIN 3
: Kerinduan padamu yang tak kurengkuh

Lihatlah mereka selalu tersenyum bahagia
Tubuh-tubuh canda berpeluk sejiwa
Dalam pancar wajah berpuncak purnama
Bait-bait sajak mengalir seperti henti yang jeda

Mengapa  hanya aku yang harus menunggu?
Menguliti waktu yang terlanjur engkau madu
Berdua terpaling di atap cemburu
Pada persinggahan pertama yang semakin jauh

Semai sedikit jejak untukku
Agar aku bisa melukiskan mega dengan warna jingga
Yang selalu engkau idamkan seperti dulu
Bila jalanmu terseok di antara papahku...

Lihatlah,rintihan hujan tanpa pengharapan
Berlalu lembut janjimu menanti waktu
Pada sebelas purnama pertama jangan ditunggu

Karena kabarku bersemi di ranting yang renta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar