KIDUNG BULAN
PENGANTIN 2
:
Pada jiwa yang terlambat pulang
Kata mereka kamu
akan pulang
Bila
kidung-kidung itu tersenandung di bawah purnama
Menjejak langkah
di kaki penanggungan
Yang bertiup
sepoi ilalang
Pada ringkih
templok, menarilah...
Mereka tidak
akan terlalu jauh menjemputmu
Bila jembatan
hati yang sejengkal itu tak bisa di kabar
Sempatkanlah
menyentuh kalbu
Atau memanggang
jiwa pada panasnya masa lalu
Bukan sedetikpun
berpaling mengucap ijab qabul
Karena serupa
airmata merembes mengalir hujan
Terlalu jauh
rasa rindu membakar madu cemburu
Bertahta di
balik panggung kidung antara kamu dan mereka
Beramai-ramai
linangan membuncah dalam sembab para pengiring
Hanya mereka tak
tahu kemana arah jalan pulang
Menuju kidungmu
yang terlanjur berganti sembilu
Menusuk
bait-bait dilangkan takdir menunggu...
KIDUNG BULAN
PENGANTIN 3
:
Kerinduan padamu yang tak kurengkuh
Lihatlah mereka
selalu tersenyum bahagia
Tubuh-tubuh
canda berpeluk sejiwa
Dalam pancar
wajah berpuncak purnama
Bait-bait sajak mengalir
seperti henti yang jeda
Mengapa hanya aku yang harus menunggu?
Menguliti waktu
yang terlanjur engkau madu
Berdua terpaling
di atap cemburu
Pada
persinggahan pertama yang semakin jauh
Semai sedikit
jejak untukku
Agar aku bisa
melukiskan mega dengan warna jingga
Yang selalu
engkau idamkan seperti dulu
Bila jalanmu
terseok di antara papahku...
Lihatlah,rintihan
hujan tanpa pengharapan
Berlalu lembut
janjimu menanti waktu
Pada sebelas
purnama pertama jangan ditunggu
Karena kabarku
bersemi di ranting yang renta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar